
JAKARTA, Alpukat sudah lama diakui sebagai makanan bergizi tinggi yang menyediakan berbagai keuntungan. Ini mengandung berlimbah nutrisi seperti serat, asam lemak baik, vitamin C, vitamin E, vitamin B6, potasium, magnesiuim, serta folat.
Alpukat dianggap bisa mengurangi kemungkinan terkena penyakit jantung serta memelihara fungsi otak. Menurut situs Cleveland Clinic, biasanya orang disarankan untuk makan sekitar 1/2 sampai 1 buah alpukat setiap harinya.
Walaupun baik untuk kesehatan dan gizinya, tidak semua orang diperbolehkan makan alpukat. Beberapa individu harus menahan diri atau bahkan menjauhi buah tersebut.
Menurut situs web WebMD, berikut adalah daftar pihak yang sebaiknya tidak mengonsumsi alpukat atau perlu membatasi asupannya.
1. Alergi lateks
Intoleransi latex atau kepekaan terhadap lateks merupakan kondisi dimana seseorang memiliki respons negatif terhadap bahan lateks. Penderita sensibilitas ini harus menghindari konsumsi alpukat karena dapat meningkatkan risiko syok yang ditandai dengan kesulitan bernapas atau timbulnya ruam kemerahan serta rasa gatal pada kulit.
Ini terjadi karena ada protein serupa lateks di dalam buah alpukat. Tubuh orang dengan alergi lateks bisa keliru menanggap protein tersebut sebagai lateks, menyebabkan timbulnya reaksi alergi.
2. Orang dengan penyakit liver
Orang dengan kondisi hati sakit sebaiknya menghindari konsumsi alpukat. Alasannya, beberapa varietas alpokat memiliki kandungan estragole dan anethole.
Kedua hal ini dapat memperbesar peluang terjadinya gangguan liver apabila di konsumsi secara berlebihan.
2. Seseorang yang memiliki gangguan pada sistem pencernaan
Orang yang memiliki gangguan pada sistem pencernaan, contohnya iritasi gastrointestinal, di larang untuk memakan alpukat. Karena, buah tersebut bisa menyebabkan iritasi menjadi lebih berat.
Alpukat memiliki kandungan FODMAPs (Fermentable Oligosaccharides, Disaccharides, Monosaccharides, dan Polyols). Zat-zat tersebut adalah tipe karbohidrat spesifik yang bisa jadi susah ditelan bagi sebagian orang.
Sebagian individu yang memiliki masalah pada sistem pencernaan seperti Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS) atau alergi terhadap FODMAPs kemungkinan akan merasakan gejala-gejala berupa bengkaknya perut, peningkatan gas, atau diare setelah menyantap hidangan yang kaya akan FODMAPs.
3. Obesitas
American Medical Association menetapkan obesitas sebagai suatu bentuk penyakit. Seseorang yang menderita obesitas atau memiliki berat badan berlebih dapat terpengaruh secara signifikan.
tidak disarankan konsumsi alpukat.
Sebab itu, buah tersebut sangat tinggi lemak. Mengonsumsinya secara berlebih dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang sulit dikontrol.
4. Orang dengan kolesterol
Tentu saja alpukat dapat membantu meredakan kolesterol, tetapi hanya berlaku bagi kolesterol jenjang. Di sisi lain, individu dengan kadar kolesterol di bawah normal atau sangat rendah sebaiknya sungguh-sungguh menghindari konsumsi buah ini.
Ini terjadi karena alpukat mengandung beta sitosterol yang dapat menyerap kolesterol yang diperlukan oleh tubuh. Oleh sebab itu, untuk individu yang memiliki tingkat kolesterol sangat rendah, hal ini bisa menjadi bahaya. Apabila dikonsumsi tanpa henti, alpokat dapat menyebabkan penyerapan lebih banyak HDL atau kolesterol baik pada mereka yang memiliki kadar kolesterol sangat rendah.
5. Orang dengan masalah ginjal
Menurut situs Healthline, alpukat memiliki kadar potasium yang relatif tinggi, yang dapat memperbesar kemungkinan timbulnya gangguan pada organ ginjal apabila dikonsumsi secara berlebihan. Sebagai contoh, sebuah alpukat biasa mengandalkan sekitar 690 mg potassium.
Kadar potasium yang terlalu tinggi bisa menyebabkan ginjal tidak berfungsi dengan baik. Pada kasus orang yang tidak memiliki penyakit ginjal, hal ini tidak akan menjadi masalah.
Akan tetapi, untuk individu dengan masalah ginjal, beban pada organ ini pasti menjadi lebih berat. Selain kadar potassium-nya yang cukup tinggi, konsentrasinya pun mencapai puncaknya.